ancangan bila beliau angkat kaki dari kota s jam 7, sehingga jam 10 alias setidaknya lamban jam 11 beliau bakal datang di y. keesokan harinya pukul 10 pagi saya telah stand by di pangkalan bis dampingi kota di kotaku. ketika lagi membikin-bikin, sontak aja dari belakang angkuh mengagetkanku.
beliau enggak melimpah beralih, tinggi 168 centimeter, rambut sebahu, rupa wajahnya lancip mendekati serupa bintang film kalar ramadhani, akan tetapi badan angkuh lebih bermuatan, terpenting atas payudara yang berdimensi 34 b. ketika saya terpana memandang badannya, beliau sontak aja memelukku. “mas, saya ribang. ingin melimpah stori serupa anda, ingin ganti pikiran serta dialog banyak ketika workshop dulu” ungkapnya.
“iya.. bercakap-cakap.. udah ah, ga eco diliat orang banyak” kataku dengan membebaskan pelukannya. “mau nginap dimana anda malam ini? masak ingin langsung berbalik ke s? ”tanyaku. “aku nginap di kost abang ari saja bisa khan? ”jawabnya. “mana bisa non, dapat digrebek ama orang kampong” jawabku. akibatnya beliau akur bakal tidur di satu buah hostel melati dekat kostku, biayanya saya angkat sebelah, karna beliau pula enggak membawa melimpah uang.
singkatnya, sehabis angkuh mandi serta mengganti busana abdi bepergian edaran kota y, selagi ekspedisi, beliau melimpah berkisah atas hubungannya atas cowoknya yang mulai melimpah ketidak cocokan serta kerap diwarnai kericuhan.
beliau enggak melimpah beralih, tinggi 168 centimeter, rambut sebahu, rupa wajahnya lancip mendekati serupa bintang film kalar ramadhani, akan tetapi badan angkuh lebih bermuatan, terpenting atas payudara yang berdimensi 34 b. ketika saya terpana memandang badannya, beliau sontak aja memelukku. “mas, saya ribang. ingin melimpah stori serupa anda, ingin ganti pikiran serta dialog banyak ketika workshop dulu” ungkapnya.
“iya.. bercakap-cakap.. udah ah, ga eco diliat orang banyak” kataku dengan membebaskan pelukannya. “mau nginap dimana anda malam ini? masak ingin langsung berbalik ke s? ”tanyaku. “aku nginap di kost abang ari saja bisa khan? ”jawabnya. “mana bisa non, dapat digrebek ama orang kampong” jawabku. akibatnya beliau akur bakal tidur di satu buah hostel melati dekat kostku, biayanya saya angkat sebelah, karna beliau pula enggak membawa melimpah uang.
singkatnya, sehabis angkuh mandi serta mengganti busana abdi bepergian edaran kota y, selagi ekspedisi, beliau melimpah berkisah atas hubungannya atas cowoknya yang mulai melimpah ketidak cocokan serta kerap diwarnai kericuhan.